Stay with me ...

Tuesday, July 08, 2014

Suara Untuk Negeri

Sudah lama sekali tidak menulis di blog ini, mungkin sudah berdebu tebal jika ini diibaratkan meja tulis, dan kini menulis lagi karna tidak mau kehilangan jejak sejarah.

Apa yang mau saya tulis disini adalah tentang kegiatan politik 5 tahunan yang beberapa bulan terakhir menyedot energi, emosi dan pikiran hampir seluruh rakyat Indonesia tidak terkecuali saya.

Pemilihan Presiden RI akan berlangsung besok, buat beberapa orang pengguna social media mungkin ingin agar peristiwa ini segera berlalu karna sudah eneg/muak/bosan dengan ekspresi suara atau kicauan tentang capres pillihannya.

Tapi tidak dengan saya, saya justru sangat menikmati pemilu pilpres tahun ini, ada perasaan bangga, senang, terharu dan juga deg-deg an.

Ada dua pilihan pada pilpres tahun ini, dan masing - masing mempunyai kelebihan serta kelemahan, karna pada hakikatnya tidak ada manusia yang sempurna di muka bumi ini.

Sama seperti yang lainnya, saya pun punya pilihan, saya memilih beliau yang berasal dari rakyat kebanyakan seperti kita, yang dengan segala keterbatasan yang beliau miliki tapi berani untuk memimpin negeri ini, negeri 250 juta penduduk dengan banyak pulau dan beragam suku bangsa serta agama.

Beliau bukan dewa atau super hero yang bisa menyelesaikan semua permasalahan di Indonesia dengan seketika, tapi saya yakin beliau bukan orang yang akan menambah masalah buat negara yang kita cintai ini.

Sosok yang muncul dari rakyat dan sangat dicintai rakyatnya ini mampu memberikan secercah harapan buat kita khususnya saya yang bisa begitu sangat melow jika bicara tentang negara dan nasionalisme.

Cinta ini begitu besar sebesar cinta rakyat lainnya untuk Indonesia, karna itu saya ingin yang memimpin bangsa ini juga mempunyai cinta yang sama.

Tanpa bayaran dan hanya bermodalkan ketulusan berbondong-bondong rakyat Indonesia memenuhi GBK (Gelora Bung Karno) tgl 5 Juli kemarin, dan saya tambah merinding ketika banyak seniman dan pekerja kreatif yang dengan sukarela menyumbangkan sumbangsihnya buat memenangkan capres idola ini.



Mungkin saya terlalu berlebihan dan terlalu antusias dengan pilpres tahun ini, tapi sungguh ini saya lakukan tanpa mengurangi rasa persaudaraan dan pertemanan dengan mereka yang berbeda pilihan.
Ini hanya aspirasi, ini hanya sebuah suara untuk Negeri yang sudah 10 tahun terbungkam dalam kepesimisan.

Buat beliau Capres Nomor 2, suara saya buat Bapak, suara ini bukan tanpa harga, suara ini akan terus mengkritisi Bapak jika nanti Allah SWT berkenan menjadikan Bapak Presiden RI.



Dan kalaupun Bapak kalah esok hari, saat ini, detik ini saya sudah ikhlas, buat saya menjadi bagian dari sejarah antusiasme rakyat yang mencintai Bapak sudah lebih dari cukup dan saya bangga Indonesia punya JOKOWI.

#Salam2Jari

Fenny